Pages

Rabu, 27 Agustus 2014

KONSEP DASAR INFEKSI SALURAN KEMIH

KONSEP DASAR
INFEKSI SALURAN KEMIH

A.    Definisi
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu kondisi dimana sistem kemih meradang akibat infeksi kuman. Infeksi tersebut umumnya dimulai dari infeksi dibagian muara kencing dan uretra (Uretritis) tetapi jika tidak ditanggulangi dengan baik maka infeksi akan menjalar hingga kandung kemih (Sistitis), Ureter (Ureteritis) bahkan hingga mengenai ginjal (Pielonefritis) (Suciadi, 2010:34).

B.     Etiologi
Umumnya ISK disebabkan oleh kuman gram negatif. Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti Proteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi kurang dari 5 % pada anak perempuan). Organisme gram positif seperti Streptococcus faecalis (enterokokus), Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus viridans jarang ditemukan. Pada uropati obstruktif dan kelainan struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukan Proteus species. Pada ISK nosokomial atau ISK kompleks lebih sering ditemukan kuman Proteus dan Pseudomonas (Lumban, 2003). ISK dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis papilaris.
Penyebab infeksi saluran kemih ini adalah mikroorganisme yang terdiri dari :
Bakteri gram negatif : E. Coli, Entherobacter, Pseudomonas, Serrativa.
Bakteri gram positif ; Staphylococcus Saprophyt, streptococcus.
Virus : jarang ditemukan
Jamur :  jarang ditemukan


Tabel 2.2: Famili, Genus dan Spesies mikroorganisme (MO) yang Paling Sering Sebagai Penyebeb ISK (Sukandar, E., 2004)
(DISESUAIKAN DENGAN OBATNYA)
Gram negative
Gram positif
Family
genus
Spesies
family
genus
spesies
Enterobacteriacai











Pseudomonadaceae


Escherichia
Klebsiella


Proteus

Enterobacter


Providencia

Morganella
Citrobacter

Serratia
Pseudomonas

coli
pneumonia
oxytosa
mirabilis
vulgaris
cloacae
aerogenes
rettgeri stuartii
morganii
freundii
diversus
morcescens
aeruginosa


Micrococcaceae
Streptococceae

Staphylococcus

Streptococcus

aureus

fecalis
enterococcus

C.    Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Tanda dan gejala Infeksi Saluran kemih (ISK) secara umum adalah :
a. Rasa perih saat berkemih
b. Urgency
c. Nyeri perut bagian tengah dan bawah
d. Air kencing berwarna keruh dan ada hematuria
e. Nyeri pinggang
f. Demam hingga menggigil
g. Mual dan muntah-muntah
(Suciadi, 2010: 60).
            Gambaran klinis infeksi  saluran kemih bagian atas:
·         Demam, menggigil.
·         Nyeri pinggang
·         Malaise.
·         Anoreksia.
·         Nyeri tekan pada sudut kostovertebra dan abdomen.
Gambaran klinis infeksi  saluran kemih bagian bawah:
·         Disuria.
·         Frekuensi dan urgensi
·         Nyeri suprapubik.
·         Hematuria.
Pemeriksaan Penunjang
Pewarnaan gram dan kultur pada spesimen urin ‘clean-catch’ sebelum pemberian antibiotik. Organisme yang sering ditemukan adalah E. Coli, Enterobacter, Klebsiella, Proteus (menunjukkan adanya batu urin).
Infeksi saluran kemih bagian atas:
·         DPL.
·         Ureum + elektrolit dan serum kreatin: fungsi ginjal.
·         Ultrasonografi ginjal: pembengkakan pada pielonefritis, batu, obstruksi/hidronefrosis, abses sekunder.
·         IVP: batu, kelainan struktural, obstruksi sistem pengumpul.
·         CT scan: abses/tumor.
·         Scan isotop (DPTA, DMSA): fungsi tubuloglomerular ginjal.
·         Foto polos abdomen, yang disebut pula KUB (kidney, ureter, dan bladder), untuk mengetahui adanya kalsifikasi dan menggambarkan keadaan ginjal (posisi, bentuk, ukuran, garis bentuk, dan sumbunya).
Infeksi saluran kemih bagian bawah:
·         DPL.
·         Sistoskopi hanya jika terdapat hematuria-keganasan atau batu menjadi penyebab dasar.
·         Jika terdapat obstruksi, scan ultrasonografi, IVP, dan sistoskopi mungkin diperlukan.
Pemeriksaan laboratorium
1. Urinalisis
a. Leukosituria
Leukosituria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal.
b. Hematuria

Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.
b. Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam urine.
3. Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba.
4. Tes Plat-Celup (Dip-slide)
Penentuan jumlah kuman/ml dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Tetapi jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.
Klasifikasi
Klasifikasi ini mempermudah identifikasi penderita resiko tinggi dan penderita yang dapat diobati dengan pembedahan dan memberi suatu kerangka yang rasional untuk pengobatan penderita infeksi saluran kemih kumat. Semua infeksi saluran kemih dibagi menjadi 3 golongan berikut:
1.      Infeksi Pertama
Sekitar 80% infeksi pertama disebabkan oleh E.coli , sangat sensitive terhadap banyak agen anti mikroba, dan menurut pengalaman dalam beberapa hari akan terlenyapkan dengan terapi oral yang tidak mahal. Jika penderita dirawat inap atau yang baru mendapat agen anti mikroba oral, bakteri dapat lebih resisten dan memerlukan terapi spesifik yang didasarkan pada gambaran sensitifitas anti mikroba.
2.      Bakteriuria yang tidak sembuh
Bakteri uria yang tidak sembuh  menunjukkan kegagalan mensterilisasi kencing walaupun diberi terapi anti mikroba. Jika bakteri uria tidak dapat dihilangkan, infeksi saluran kencing tidak dapat di anggap sembuh,  dan infeksi yang terjadi tidak dapat diklarifikasikan sebagai kumat.
3.      Bakteriuria kumat
Jenis bakteriuria kumat dapat ditentukan , bila bakteriuria telah sembuh selama beberapa hari dan obat anti mikroba dihentikan. Menetapnya bakteri dalam saluran kencing (misal: dalam batu ginjal atau prostatitis bakteri) menimbulkankan infeksi kumat dengan spesies yang sama. Biasanya diperlukan pembedahan untuk menghilangkan sumber bakteri.
Reinfeksi disebabkan oleh kemasukan kembali bermacam-macam bakteri dari reservoir diluar saluran kencing. kebanyakan infeksi kumat pada wanita adalah reinfeksi dan memerlukan profilaksis anti mikroba, bukan pembedahan.
Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah :
  1. Biasakan diri minum air putih yang cukup setiap harinya, yaitu 8 gelas dalam sehari
  2. Hindari kebiasaan menahan kencing
  3. Bagi kaum wanita, hindari kebiasaan mencuci kemaluan dengan berbagai produk kosmetik yang tidak jelas atau cebok dengan air toilet yang diragukan kebersihannya
  4. Biasakan cebok dengan arah dari depan (kemaluan) kebelakang (bokong)
  5. Biasakan berhubungan seksual dengan cara yang sehat, sebaiknya kaum wanita membiasakan diri buang air kecil setelah berhubungan seksual
  6. Jagalah kebersihan daerah kelamin
  7. Gantilah pembalut secara rutin saat sedang menstruasi.
  8. Gantilah popok secara rutin pada bayi.
  9. Kenakan celana dalam yang tidak ketat dan tidak menyerap panas (hindari warna hitam)
  10. Periksa air seni secara teratur saat sedang hamil
  11. Tuntaskan pengobatan jika memiliki penyakit prostat atau batu saluran kemih
(Suciadi, 2010:65).

PENGKAJIAN DATA DASAR
  1. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
·       Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya
·       Obstruksi pada saluran kemih (sumbatan batu dan tumor)
  1. Adanya faktor yang menjadi pedisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial (didapat dari rumah sakit)
·         Pemasangan kateter foley
·         Imobilisasi dalam waku yang lama
·         Inkontinensia
  1. Kaji manisfestasi klinik dari infeksi saluran kemih
·         Urgensi.
·         Frekuensi berkemih
Poliuria
Oliguria
Strangurin (miksi sering tetapi sedikit-sedikit, lambat, dan sakit).
Urgensi (pasien berkeinginan untuk miksi, tetapi tidak terkontrol untuk keluar).
Nokturia
Intermiten (pasien mengalami tempo berhenti arus urinenya selama miksi).
·         Disuria (nyeri saat kencing).
·         Bau urine yang menyengat.
·         Nyeri-biasanya pada suprapublik pada ISK bawah dan sakit pada panggul pada ISK atas (perkusi daerah kostrovertebra untuk mengkaji nyeri tekan panggul)
·         Demam, khususnya pada ISK atas (ureter ke atas).
  1. Pemeriksaan diagnostik
·         Urinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan SPD dengan keterlibatan ginjal.
·         Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab
·         Tes bakteri bersalut-antibodi terhadap bakteri bersalut-antibodi diindikasikan pada pielonefritis.
·         Sinar x ginjal (USG, BOF/foto abdomen), ureter dan kandung kemih (GUK) mengidentifikasi anomali struktur nyata.
·         Pielogram intravena (IVP/intravena pielografi) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur.
  1. Kaji perasaan perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan. Terutama pada wanita sering berfokus pada rasa takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap aktivitas seksual penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
DIAGNOSA KEPERAWATAN : NYERI
Berhubungan dengan faktor : Infeksi saluran perkemihan.
Batasan karakteristik : merasa nyeri seperti terbakar waktu buang air kecil, mengeluh nyeri pada daerah pinggul, hal ini meningkat dalam intensitas pada perkusi daerah panggul.
Kriteria evaluasi: tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi daerah panggul
INTERVENSI
RASIONAL
  1. Observasi
a.       Masukan dan haluaran setiap 8 jam
b.      Hasil urinalisis ulang
Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
  1. Kolaborasi
a.       Konsul dokter bila:
·         Pola berkemih berubah, sebagai contoh, sering berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.
·         Nyeri menetap atau bertambah sakit
b.      Berikan analgesik sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya.
c.       Berikan antibiotik.
Temuan-temuan ini dapat memberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan lebih luas. Seperti pemeriksaan radiologi, jika sebelumnya tidak dilakukan.




Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri.


Antibiotik menghambat perkembangbiakan dan membunuh bakteri.
  1. Mandiri
a.       Jika frekuensi menjadi masalah, jamin akses ke kamar mandi, pispot tempat tidur, atau bedpan. Anjurkan pasien untuk berkemih kapan saja ada keinginan.
b.      Buat berbagai variasi sediaan minuman, termasuk air segar di samping tempat tidur. Pemberian air sampai 2400 mL/hari.
c.       Berikan WWZ / kompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri.
Berkemih yang sering mengurangi statis urine pada kandung kemih dan menghindari pertumbuhan bakteri.



Akibat dari peningkatan haluaran urine memudahkan berkemih sering dan membantu membilas saluran perkemihan.

Rasional

DIAGNOSA KEPERAWATAN: KURANG PENGETAHUAN
Berhubungan dengan: pencegahan dan pengobatan ISK.
Batasan Karakteristik: Pertanyaan kebutuhan menyelesaikan terapi antibiotik yang diprogramkan bila tidak ada lagi gejala, adanya riwayat infeksi saluran kemih berulang, meminta informasi, menyatakan tidak mengerti.
Hasil Pasien: Mendemonstrasikan keinginan untuk mentaati rencana terapeutik.
Kriteria Evaluasi: Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, tindak perawatan diri preventif.

INTERVENSI
RASIONAL
  1. Berikan informasi tentang:
a.       Sumber infeksi
b.      Tindakan untuk mencegah penyebaran atau kekambuhan
c.       Jelaskan pemberian antibiotik yang meliputi nama, tujuan, dosis, jadwal, dan catat efek sampingya.
d.      Pemeriksaan diagnostik, termasuk:
·         Tujuan
·         Gambaran singkat
·         Persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan
·         Perawatan sesudah pemeriksaan
Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terpeutik.
  1. Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk tindakan pencegahan.
Instruksikan verbal dapat dengan mudah di lupakan
  1. Instruksikan pasien untuk menggunakan seluruh antibiotik yang diresepkan, minum sebanyak delapan gelas per hari, khususnya air dan sari buah berri dan segera memberitahu dokter bila diduga ada infeksi.
Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda mereda. Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urine. Lingkungan asam membantu mencegah pertumbuhan bakteri. Deteksi dini memungkinkan pemberian terapi antibiotik sebelum infeksi menyebar.
  1. Sarankan pada wanita berisiko untuk:
·         Berkemih bila keinginan terasa dan setelah berhubungan seksual
·         Membersihkan perineal dari depan ke belakang setelah buang air besar
·         Hindari pengguanaan busa sabun dan sabun dengan parfum kuat
·         Gunakan pakaian dalam dari katun daripada nilon dan jangan ketat
Untuk menjaga saluran bawah bebas dari bakteri. Pembersihan yang tepat setelah buang air menghindari uretra terkontaminasi. Sejumlah sabun dapat mengiritasi perineal. Kain katun memberikan sirkulasinudara yang baik untuk mengeringkan daerah perineal.
  1. Berikan kesempatan pada paasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan
Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik











DAFTAR RUJUKAN

Engram, B. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
Grace, P. A. & Borley, N. R. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. PT Gelora Aksara Pratama.
Harnowo, S. 2001. Keperawatan Medikal Bedah untuk Akademi Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Philadelphia & Pennsylvania. 1994. Dasar Biologis & Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Smeltzer, S. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-infeksi-saluran-kemih